Hikmah

bukusastraHikmah yang saya tuliskan di halaman ini sebagian saya ambil dari buku-buku sastra yang pernah saya baca, baik prosa (cerpen atau novel), puisi maupun drama. Meski pun fiktif, dalam sastra sering pula kita temukan pelajaran-pelajaran hidup yang bisa memberikan pencerahan bagi pembaca.

________________________________________________________________________

di balik apa yang tak kau suka, kadang-kadang tersembunyi apa yang kau cari. itulah rahasia hidup. (h. 42, novel Pasar, Kuntowijoyo)

Kasihan hanya perasaan orang berkemauan baik yang tidak mampu berbuat. Kasihan hanya satu kemewahan, atau satu kelemahan. Yang terpuji memang seorang yang mampu melakukan kemauan baiknya. (Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia)

Kesadaran adalah matahari/ Kesabaran adalah bumi/ Keberanian menjadi cakrawala/ Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. (W.S. Rendra, Paman Doblang)

Setiap rencana dan usaha, kalau benar-benar diperjuangkan, akan punya nasib sendiri-sendiri, nasib baik atau buruk yang kita harus berani menanggung atau mensyukurinya. (W.S. Rendra, Panembahan Reso)

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh. hidup ádalah mengolah hidup, bekerja membalik tanah, memasuki rahasia langit dan samodra, serta mencipta dan mengukir dunia. kita menyandang tugas, kerna tugas adalah tugas. bukannya demi sorga atau neraka, tetapi demi kehormatan seorang manusia. (W.S. Rendra, Sajak Seorang Tua untuk Istrinya)

Dalam mewujudkan cita-cita dan keinginan, kita hanya punya waktu sempit sekali kita hanya punya waktu satu detik, untuk memilih, memutuskan, dan melakukan. Hitam, hitam. Putih, putih. Kita terima seluruhnya atau kita tolak seluruhnya. Dengan sikap banci kita hanya akan jadi kapas yang gampang dihempaskan angin kemana-mana hampa dan akan menjadikan kita gila. (Arifin C. Noer, Sumur Tanpa Dasar)

Sesuatu yang pernah indah tidak akan menjadi sia-sia (YB. Mangunwijaya, Burung-burung Rantau)

Seorang lelaki harus berani mengusir ketakutan. Ketakutan untuk berbuat salah. Ketakutan untuk berbicara salah. Dan seorang wanita harus berani memiliki jiwa lelaki. Berani mendampingi gelisah lelaki. Dan berani untuk tidak takut kehilangan lelaki. (Gol A Gong/Heri H. Harris, Balada Si Roy)

Orang harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita. Dan untuk meraih kebesaran harus melewatkan malam-malam tanpa tidur. Dan untuk menemukan mutiara harus terjun ke laut. Dengan demikian dia menemukan nasib baik dan menjadi masyur. Sebab barang siapa mencari keberhasilan tanpa usaha. Berarti menyia-nyiakan seluruh hidupnya dalam upaya sia-sia. (petualangan Sinbad, Kisah 1001 malam)

Sak beja-bejane wong kang lali, Isih beja wong kang eling lan waspada. (Ronggowarsito)

Kesusahan itu datang karena kita cenderung mempersulit diri sendiri (Mantra Pejinak Ular, Kuntowijoyo)

Menunggu adalah pasrah. Menunggu adalah menerima nasib, menerima takdir. Menjalani kehidupan. Bukan menyerah, bukan kalah, bukan sikap pandir. Pasrah ialah mengalir. Bersiap menerima yang terburuk, ketika mengharap yang terbaik. (Arswendo Atmowiloto, Canting)

terkadang orang harus susah untuk mendapatkan kebahagiaan, dan terkadang orang harus susah untuk percaya bahwa kebahagiaan itu ada (Arswendo Atmowiloto, Keluarga Cemara)

hanya mereka yang pernah kehilangan yang dapat merasakan bahagianya pertemuan. dan hanya mereka yang memiliki rindu yang dapat merasakan indahnya saat bertemu (Arswendo Atmowiloto,  Keluarga Cemara)

kadangkala kita harus siap untuk menerima suatu kehilangan (Gol A Gong, bundel Balada Si Roy, h.42)

kata orang bijak: hanya yang dikasihi Tuhan saja yang selalu dicoba imannya dengan penderitaan-penderitaan. Seseorang memang harus mengalami kejutan-kejutan hidup. Harus mengalami saat-saat kritis di mana kekuatan batin menjadi modal utama (Gol A Gong, bundel Balada Si Roy, h.256)

hidup harus menerima, dengan penerimaan yang indah. hidup harus mengerti, dengan pengertian yang benar. hidup harus memahami, dengan pemahaman yang tulus. tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. tak masalah meski lewat kejadian sedih dan menyakitkan. layaknya daun yang jatuh tak pernah membenci angin… (tere liye, Daun Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)

Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi dengan sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung (A. Fuadi, Ranah 3 Warna)

man jadda wajada, Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil!. (A. Fuadi, Negeri 5 Menara)

keajaiban-keajaiban dapat diciptakan dengan usaha-usaha yang tak kunjung menyerah. (A. Fuadi, Negeri 5 Menara)

Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup. (A. Fuadi, Negeri 5 Menara, hal. 106)

ada dua hal penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses yaitu pertama, going to extra miles, tidak menyerah dengan rata-rata. Kalau orang belajar 1 jam, dia akan belajar 5 jam, kalau orang berlari 2 kilo, dia akan berlari 3 kilo. Kalau orang menyerah di detik ke-10, dia tidak akan menyerah sampai detik ke-20. Selalu berusaha meninkatkan diri lebih dari orang biasa. Karena itu mari budayakan going the extra miles, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad, dan sebagainya dari orang lain. Maka kalian akan sukses.
Kedua, tidak pernah mengizinkan diri kita dipengaruhi oleh unsur di luar diri kita sendiri. Oleh siapapun, apapun, dan suasana bagaimanapun. Artinya, kita jangan mau bersedih, kecewa, atau takut karena pengaruh faktor dari luar diri kalian. Oleh siapapun, apapun, dan suasana bagaimanapun. Artinya jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa pada diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan pada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh dari luar. (A. Fuadi, Negeri 5 Menara, hal. 107)

Sungguh, doa itu didengar Tuhan, tapi Dia berhak mengabulkannya dalam berbagai bentuk. Bisa dalam bentuk yang kita minta, bisa ditunda, atau diganti dengan yang lebih cocok buat kita. [dari: ranah3warna, h.46]

Kenangan cuma akan menjadi hantu di sudut pikir, selama kita cuma diam dan tidak berbuat apa-apa (Dee, Perahu Kertas)

Lelaki  yang masih mempersoalkan tampang adalah lelaki yang jiwanya miskin. melihat perempuan hanya pada manfaat dan bukan martabat (Remy Sylado, Ca- Bau- Kan)

Semakin banyak yang Anda relakan, semakin besar keluasan diri yang akan Anda rasakan (Dee, Supernova)

Juru penghibur sejati ialah diri kita sendiri. Makna hidup ini tidak pada yang sekarang, tetapi pada yang kemudian. Memang, mungkin sekarang kita susah. Itu hanya sementara. Kesusahan dan kesukaan lenyap dalam hidup kita. Keduanya adalah warna yang berlainan dari satu hal, yaitu hidup kita. Ingatlah, ada malam ada siang. Tetapi keduanya adalah hari. Malam hari dan siang hari adalah urutan saja. Sesudah malam, siang akan datang. Tak perlu khawatir. Kesusahan adalah karena pikiran kita sendiri. Kalau kita berpikir bahwa yang menyusahkan itu juga membahagiakan, kita akan menyerah. Mungkin sekarang engkau disusahkannya, tetapi kemudian, setelah dalam jangka panjang, engkau tahu bahwa engkau sebenarnya berbahagia pada waktu dulu itu. Ada rahasia yang kita tak tahu. Hidup itu penuh rahasia. Maka tenangkan hatimu. (Kuntowijoyo, Pasar)

Berbahagialah orang yang dapat menguasai rasa. Sebab hidup adalah bagaimana kita merasakan sesuatu. Dalam berbuat baik jangan takut mendapat kesukaran. Perbuatan jahat biasanya memang sangat mudah dilakukan. Tetapi perbuatan baik akan selalu mendapat rintangan. (Kuntowijoyo, Pasar)

Kebahagiaan itu belit-membelit dengan kesengsaraan, sebagai lingkaran yang berpusar tak habis-habisnya. Kebahagiaanku adalah penderitaanku, karena kebahagiaanku itu berpusar dalam lingkaran penderitaan. Sedang kalau aku menderita, maka penderitaanku itu adalah kebahagiaanku karena penderitaan berpusar dalam lingkaran kebahagiaan. (Danarto, Godlob)

tidak ada niat baik yang boleh dicapai dengan cara buruk, dan sebaliknya tidak ada niat buruk yang berubah baik meski dilakukan dengan cara-cara baik (tere liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, h. 68)

mereka yang menyadari kalau tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu berbuat baik (tere liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, h. 81)

kebaikan bisa mengubah takdir… apalagi kebaikan-kebaikan yang memang dilakukan dengan sengaja (tere liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, h. 83)

terkadang sebuah penerimaan akan memberikan hikmah yang luar biasa (tere liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, h. 125)

berharap sedikit, memberi banyak. maka kau akan siap menerima segala bentuk keadilan Tuhan (tere liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, h. 201)

kita bisa menukar banyak hal yang menyakitkan yang dilakukan dengan sesuatu yang lebih hakiki, lebih abadi. Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan itu bersifat sementara. pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian menyakitkan itulah yang abadi (tere liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, h. 212)

kalau Tuhan menginginkannya terjadi, maka sebuah kejadian pasti terjadi. tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu menggagalkannya. sebaliknya, kalau Tuhan tidak menginginkannya, maka sebuah kejadian niscaya tidak akan terjadi. tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu melaksanakannya (tere liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, h. 213)

hanya orang-orang dengan hati damailah yang bisa menerima kejadian buruk dengan hati lega (tere liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, h. 213)

“Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan.” –Tere Liye, novel ‘Rembulan Tenggelam Di Wajahmu”

bertahanlah… sekuat yang bisa kau lakukan. sisanya serahkan pada waktu. waktu yang akan mengubur seluruh kesedihan. waktu yang akan membakar setiap rasa sakit… (Sunset Bersama Rosie– tere-liye)

“Kata orang bijak, kita tidak pernah merasa lapar untuk dua hal. Satu, karena jatuh cinta. Dua, karena kesedihan yang mendalam. Maka akan lebih menyakitkan akibatnya ketika kita mengalami jatuh cinta sekaligus kesedihan yang mendalam.” (Sunset Bersama Rosie– tere-liye)

“Kita tidak akan pernah mendapatkan sesuatu jika kita terlalu menginginkannya. Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya.” (Sunset Bersama Rosie– tere-liye)

“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.” –Tere Liye, novel ‘Eliana

“…, kamu perempuan. Selebar-lebarnya melangkah akan terganggu oleh kainnya.” (Iman Budhi Santosa, Dorodasih, h. 27)

Hidup manusia itu seperti awan saja. Berarak ke mana-mana terserah angin yang membawanya (Iman Budhi Santosa,  Dorodasih, h. 99)

“… anak perempuan itu berbeda dengan laki-laki. Maka menjaganya pun harus lebih awas dan teliti. Sebab ia tak ubahnya seperti gelas. Halus, indah, dan berguna. Tapi jangan tanya. Sekali jatuh, pecah, namanya tinggal pecahan gelas. Membuangnya saja harus hati-hati. Jangan sampai melukai diri sendiri maupun orang lain (Iman Budhi Santosa, Dorodasih, h. 200)

Jangan terlalu tinggi mengibarkan angan-angan. Kalau terpeleset, baru ingat bumi ini keras (Iman Budhi Santosa, Dorodasih, h.271)

Jangan melihat segala sesuatu yang buruk itu dari buruknya saja. Ingat kan hadis nabi mengenai gigi anjing? Bisa ular, misalnya. Dapat mematikan, juga menyembuhkan (Iman Budhi Santosa, Dorodasih, h. 289)

Terkadang Tuhan meletakkan rahmat-Nya di tempat-tempat yang sama sekali tidak menarik bagi manusia. Terkadang Tuhan menyembunyikan anugerah-Nya dibalik momentum yang tak terduga oleh siapa pun. Terkadang Tuhan melakukan penyelamatan, memberikan rizki, serta menjanjikan rahasia-rahasia, dibelakang suatu kejadian yang seakan-akan bernama musibah. (Emha Ainun Nadjib – Kenduri Cinta)

Hidup itu bukan memetik nomer satu, hidup itu menanam. Hidup itu bukan sukses nomer satu, hidup itu berjuang. Temukanlah kegembiraan dalam berjuang melebihi kegembiraan dari keberhasilan dari perjuangan itu (Emha Ainun Nadjib)

sikap dasar yang dibutuhkan oleh setiap pembelajar adalah kerendahan hati. hanya dengan kerendahan hati orang mau diajar dan belajar. dan hanya orang rendah hatilah yang senantiasa mau berubah dan bertumbuh menjadi semakin baik …

Makin banyak seseorang belajar, makin sadarlah ia betapa sedikitnya yang ia ketahui (Kung Fu Tze)

hidup selalu penuh dengan kemungkinan, karena hidup selalu berada dalam rahasia-Nya. sedetik yang lalu memang telah menjadi masa lalu, tapi sedetik yang akan datang, siapa yang tahu (ubeck)

hidup adalah sebuah perjalanan panjang, yang kita tidak pernah tahu dimanakah akan kita jumpai tikungan (ubeck)

Kenangan adalah anugrah Tuhan yang tidak dapat dihancurkan oleh maut (Kahlil Gibran)

Belajarlah sabar dari purnama, yang senantiasa tenang menunggu hingga menjadi sempurna (…)

Jika kamu meragukan peluangmu sebelum berusaha, Maka kamu akan selalu menjadi orang yang kalah (Around the World in 80th Days)

Jika beban di pundakmu terlalu berat, Jangan kamu memohon agar beban itu dikurangi, tetapi mohonlah agar diberi/ditambah kekuatanmu Agar dapat membawa beban itu (…)

Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwamu. Maka semakin mampu jiwamu menampung kebahagiaan. ( … )

16 responses to “Hikmah

  1. ya…. Saya setuju, mudah-mudahan Allah SWT memberi kesanggupan kepada kita untuk memikul beban amanah dan ujian-Nya. Amien….

  2. kenangan adalah anugrah yg tidak dapat dihancurkan oleh maut .saya setuju bu ! hehe
    bu , kalo sya blm ngerti pljran ibu sra jelas, sya muter2 nyari d internet buat belajar, buka blog ibu aja dah . hehe

  3. bu, kata-katanya sangat menegur hati bu,, ijinkan saya untuk menangis dalam hati bu,, karna tidak menyadari hikmah yang telah dibentangkan lebar di dalam hidup saya….

  4. wah, sungguh hikmah yang sangat mencerahkan. terima kasih. ternyata banyak hikmah yang ada dalam buku-buku yang dibaca.

Tinggalkan komentar